Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antara Makanan Dan Penyebab Tidak Diterimanya Amal Dan Doa Kita

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebenarnya kita kaum muslim sudah mengerti betul bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Maha pemberi, Maha bijaksana, Maha adil dan Maha segala Maha. Oleh karena itu siapapun kita setiap kali ditanya, siapa yang punya kemudahan? Siapa yang punya rizki? Siapa yang punya solusi? Siapa yang punya segalanya? Jawabannya: pasti Allah.

Antara Makanan Dan Penyebab Tidak Diterimanya Amal Dan Doa Kita

Ironisnya ketika membutuhkan rizki, bukan Allah yang diminta pertama padahal Allah yang memiliki kuasa rizki.
Ketika sakit, jarang menyebut Allah padahal ia yakin yang punya kesehatan adalah Allah.
Katanya yang punya solusi adalah Allah, namun ketika punya masalah tidak pernah menyebut nama Allah diurutan pertama.

Namun ada yang lebih aneh lagi, ada orang yang memanggil nama Allah, namun karunia Allah tidak pernah sampai kepada dirinya, selalu meminta kepada Allah, tapi Allah tidak pernah mengabulkannya. Mengapa?

Jika ada segelas air lalu ditutup, kemudian kita masukkan jari kita kedalam air tentu saja jari itu tidak akan pernah sampai kedalam gelas karena ada tutupnya, karena ada penghalangnya.

Demikian pula dengan permintaan, permohonan dan doa-doa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. berapa banyak orang yang susah hidupnya dan tidak dapat bimbingan Allah bukan karena Allah tidak berikan bimbinga, tapi ada sekat atau pembatas yang menghalangi hidayah masuk kedalam dirinya.

Sekat atau penghalang inilah yang menghalangi doa seseorang dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Salah satu sekat yang menghalangi doa itu dicontohkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam sabdanya:
"Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?" (HR. Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa ada waktu yang sangat mustajab, yang jika seseorang berdoa maka Allah akan mengabulkannya yaitu dalam kondisi safar atau bepergian yang sangat sulit.

Akan tetapi, sekalipun momentumnya tepat jika masih ada penghalang atau sekat, Allah pun tidan akan mengabulkan, bahkan sekalipun ia mengangkat tanganya dan bertawashul dengan Asmaul Husna, sampai nangis darahpun doanya tidak akan dikabulkan. Sebabnya, karena mengkonsumsi makanan haram.
Keharaman dalam diri menghalangi rahmat dan karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Lalu apakah jika ada penghalang dari doa seseorang itu berarti amal-amalnya juga tidak diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala?

Perkara halal atau haram tergantung apa yang dikonsumsinya dari makanan dan minuman. Karena makanan yang halal menjadi salah satu syarat diterimanya amal ibadah dan dikabulkannya doa. Sebaliknya, sesuatu yang haram menyebabkan tidak diterimanya amal dan dikabulkannya doa. Padahal setiap muslim yakin ia diciptakan untuk ibadah dan keselamatan dan kebahagiaan di akherat melalui ibadah dan amal solehnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada para rasul. Firman-Nya: 'wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya aku maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?" (HR. Muslim)

Hadits ini menjadi bukti nyata bahwa suatu amal tidak akan diterima kecuali dengan makan yang halal, karenanya Allah dahulukan perintah untuk makan yang halal daripada beramal shalih karena sia-sia amal yang dikerjakan jika tenaga yang dihasilkan dari makanan dan minuman yang haram.

Dengan demikian berarti makanan yang haram itu merusak amal shalih dan menghalangi dari diterimanya amal.

Mengomentari hadits ini, Ibnu Baqiq bahwa makanan lezat yang tidak halal akan menjadi bencana bagi pelalunya serta amalnya tidak diterima oleh Allah. Dalam hadits ini memang hanya mencontohkan doa. Karena doa adalah inti dari semua amal shalih dan ibadah.

Jika doa sebagai permintaan tidak dikabulkan, maka ibadah yang didalamnya terkandung permohonan agar diterima dan diberi pahala juga tidak akan diterima dan tidak diberi pahala.

Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma menjelaska:
"Siapa membeli pakaian dengan 10 dirham, 1 dirham diantaranya adalah uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakannya."

Maksud tidak diterima ibadahnya adalah tidak siberi pahala dan ganjaran diakherat kelak. Akan tetapi kewajibannya telah gugur.

Ada perbedaan antara hukum dunia dan akherat, sebagaimana keadaab shalatnya orang yang pergi ke dukun yang tidak akan diterima selama 40 hari tapi kewajiban shalat telah gugur darinya.

Itu sebabnya dulu orang-orang shaleh sangat takut dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Sesungguhnya Allah hanya akan menerima dari orang-orang yang bertaqwa." (QS. Al-Maidah : 27)

Mereka sangat takut tidak termasuk orang-orang yang bertaqwa yang amal mereka diterima. Dengan demikian ada hubungan erat dengan antara diterima ibadah dengan status makanan yang dikonsumsi.

Makanan haram menyebabkan ibadah seorang muslim tidak diterima dan doanya tak dikabulkan. Lalu bagaimana solusinya?

Satu-satunya cara adalah dengan membuka sekat penghalang itu terkabulnya doa. Apa yang menghalangi itulah yang harus diangkat dan disingkirkan.

Maka keluarkan kotoran dari diri. Adapun kotoran yang berhubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala maupun yang berhubungan dengan sesama manusia. Jika yang berhubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka dengan bertaubat dan meminta ampunan, membaca istighfar atau taubat nasuha. 

Sedangkan kotoran yang menempel pada diri yang terkait dengan hubungan sesama manusia dengan meminta maaf dan meminta kehalalan dari mereka.

Wallahu 'alam

Post a Comment for "Antara Makanan Dan Penyebab Tidak Diterimanya Amal Dan Doa Kita"