Membedah Acara Reality Show "KARMA" Yang Merusak Akidah
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kalau kalian percaya dengan acara-acara Reality show macam Katakan putus, Taubat, Rumah Uya, Terangkanlah, Tercyduk, Bikin Mewek, Karma dan acara-acara sejenis.
Maka kalian bisa dikatakan bodoh.
Acara-acara itu hanya settingan, dengan aktor yg cukup piawai, karna mampu memainkan emosi penonton.
Apalagi Ekspedisi Merah yg jelas dan kelihatan betul bullshitnya.
Om Deddy Corbuzier pun sempat menyinggung hal ini di salah satu video yg ada di Channel YouTube nya. Dia bilang, generasi Indonesia akan rusak kalau terus-terusan diisi dengan acara sampah, alay dan gak mendidik.
Aku sangat setuju dengan statement dari orang yg sangat aku kagumi ini. Buktinya, generasi muda Indonesia sudah banyak yg rusak karna sinetron-sinetron sampah.
Reality show sebenarnya memang cuma sebuah hiburan semata. Acara ini ada untuk menghibur. Tapi tentu, karna ada keuntungan yg besar juga bagi mereka.
Walaupun namanya reality show, yg harusnya adalah acara real tanpa skenario, tapi sebenarnya acara-acara reality show yg ada di Indonesia kebanyakan udah dibumbui dengan banyak dramatisasi (pengadeganan), dengan mengikuti skenario yg udah dibuat dan diatur, yg tujuannya untuk menarik orang sebanyak-banyaknya untuk menonton acara itu.
Dan kenapa acara itu harus dibumbui?
Karna harus ada sentuhan-sentuhan dramatis biar lebih membuat penasaran para penontonnya.
Dan biasanya, memang kebanyakan acara reality show macam diatas punya rating yg tinggi karna basis penontonnya yg begitu banyak. Karna itu, banyak stasiun Televisi yg akhirnya berlomba-lomba bikin acara yg sama demi profit (keuntungan) pribadi.
Dan banyak hal Negatif dari acara ini.
Seperti, mengajarkan penonton nya untuk membuka aib sendiri. Mengganggu privasi orang lain. Memata-matai orang lain (padahal ini tindak kriminal). Dll.
Kalau dari sisi Agama, Islam, lebih banyak lagi. Menghalalkan hubungan pacaran, contohnya acara Rumah Uya, disitu ada nenek-nenek yg seperti nya “paham” Agama, tapi mendukung orang pacaran, malah diberi tips dan nasihat untuk hubungan mereka.
Lalu dimana sisi positifnya acara-acara ini?
Kalau kalian tanya aku, maka aku bilang gak ada. Ini adalah opini ku. Mereka (para client) hanyalah aktor yg disewa, dan host nya bertugas membuat acara lebih menarik.
Mungkin sisi positifnya adalah untuk menghibur orang lain. Tapi ingat, orang cerdas adalah mereka yg bisa mencari tontonan yg bersifat edukasi, menambah wawasan, atau iman.
Kalau acara-acara diatas memang tidak bukan settingan, tentu banyak orang yg akan melaporkan host dan acara itu karna privasi nya dibongkar.
Dan kalau kita menonton langsung proses shooting nya, lagi adegan take-in gitu, biasanya akan banyak salahnya. Malah kebanyakan akan di cut. Harus ada briefing-nya dulu, baru lah ribut adu mulut, dan datang lah host dan para crew untuk melerai dengan bijak sesuai skenario, dan bla bla.
Dulu sebelum ada acara-acara itu, ada acara
Termehek-mehek yg sempat menempati rating tertinggi sampai dinobatkan sebagai acara realitas terfavorit di ajang Panasonic Awards 2009.
Tapi tahun 2009 itu sendiri, banyak orang yg akhirnya bertanya-tanya soal realita acara itu. Sampai akhirnya Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Fetty Fajriati Misbach mengatakan kalau Termehek-mehek telah membohongi penonton karena acara itu bukanlah sepenuhnya realita.
Fetty Fajriati Misbach menyatakan kalau harusnya tim program Termehek-mehek jujur dengan menyebut Termehek-mehek sebagai acara drama reality, bukan reality show.
Dan dari Antara pun dikutip, perwakilan Trans Coorporation, Panca, mengakui kalau Termehek-mehek pun bukanlah murni kisah nyata, melainkan cuma drama reality.
“Dari awal, kita maunya drama reality, tapi AC Nielsen tidak memiliki genre itu," katanya.
Termehek-mehek hanyalah contoh, kalau acara-acara diatas pun bisa diketahui settingan nya kalau ditelusuri lebih jauh.
Walau ada beberapa acara reality show Indonesia yg masih bisa disebut real, karna persentase kebenarannya lebih besar dari dramatisasi atau kebohonganya, misal,
Bedah rumah, Uang kaget, dll.
Kenapa? Karna rumah gak mungkin bisa dibangun secepat itu. Dan waktu yg hanya 20-menitan gak akan cukup untuk menghabiskan duit belasan juta. Mereka nyari kendaraan dan menuju pasarnya aja udah habis waktu belasan menit, belum lagi belanja banyak barangnya.
Tapi setidaknya bantuan mereka itu real, dan orang miskin yg nangis karna mereka bantu, juga real.
Sekali lagi, hanya acara-acara reality show diatas walaupun settingan, bohong, tapi gak masalah kalaupun mau ditonton, karna hanya untuk hiburan.
Kecuali Acara Karma, acara ini, jujur saja. Akan merusak Aqidah kalian yg beragama Islam kalau sering menonton nya.
Acara ini banyak melakukan pembohongan, sampai banyak nya Mudharat.
Ada netizen dari forum,
Lautanindonesia(.)com, yg mengungkapkan kalau peserta acara Karma cuma settingan. Netizen yg akunnya bernick-name Ladylicious ini mengatakan kalau para peserta di acara “Karma” dapat bayaran 500 ribu untuk beberapa episode.
Netizen itu juga punya bukti kalau peserta “Karma” memang settingan. Dia pernah meng-upload screenshot InstaStory salah satu temannya yg ikut shooting acara itu.
Di foto itu ada tulisan soal jadwal syuting “Karma”.
Acara ini juga selalu memasukkan hal-hal yg bersifat Takhayul dan Khurafat ke otak penonton, dan penonton pun cepat atau lambat akan mempercayai hal-hal macam ini. Kata khurafat asalnya dari bahasa Arab, al-khurafat yg artinya dongeng, legenda, cerita bohong, kisah, asumsi, kepercayaan atau keyakinan yg gak masuk akal, aqidah yg dibuat-dibuat.
Dan karna dongeng atau kisah-kisah yg gharib, gak masuk akal biasanya menarik dan membuat penasaran, jadi khurafat juga disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, atau cerita bohong yg menarik dan mempesona.
Takhayul bisa bikin orang mengkeramatkan bahkan menyembah pohon, batu atau benda yg dianggap mistis lainnya, mereka beralasan kalau mengkeramatkan batu, pohon, keris dll hanya untuk Taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) atau karna benda-benda itu punya kesaktian yg mampu menolak bencana dan bisa mendatangkan sebuah kemaslahatan.
Dan biasanya orang yg sering seperti ini adalah Islam Kejawen atau Muslim yg dangkal iman dan aqidahnya.
Ini adalah salah satu dampak dari takhayul.
Kalau terus melakukan itu, maka Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Ibadah nya akan keropos dan hancur.
Host acara ini juga seolah-olah udah sangat mengetahui hal ghaib.
Padahal cuma Tuhannya orang Islam yg tau, Allah. Bahkan Jin, Malaikat, sampai Nabi-nabi-Nya sendiri saja pun gak ada yg tahu perkara Ghaib selain Dia.
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak Mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”
(an-Naml/27 : 65).
Dan siapapun yg mengaku dia tau, maka dia dihukumi kafir.
Ada juga hadits yg melarang untuk mendatangi dukun, paranormal atau orang indigo macam host acara ini.
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu lalu ia membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam.”
(HR. Muslim nomor 2230).
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yg diucapkannya, maka ia telah kafir terhadap apa yg diturunkan kepada Muhammad.”
(HR. Abu Dawud).
Belum lagi mereka dengan mudahnya membuka aib yg sudah Tuhan mereka tutupi, dan ditonton jutaan orang pula (sekarang kisah para partisipannya ini dijadiin semacam sinetron religi cyiinn).
Padahal, ada riwayat dari Abu Hurairah, dia berkata,
“Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,
“Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yg terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yg terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yg pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yg dia lakukan semalam (membuka aib) padahal Allah telah menutupi aibnya.
Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”.
Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yg telah ditutupi oleh Allah.”
(Muttafaq ‘alaih HR. Bukhari dan Muslim).
Rasionalitas akan hal-hal supernatural yg gak logis macam yg sering ada di acara Karma itu akan berkurang keyakinannya, apalagi dia menganut Agama formal yg terinstitusi (institutionalized religion),
yg bahkan melarangnya untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal Takhayul dan Khurafat itu.
Semakin rasional seseorang, semakin menjauh dia dari ritual-ritual, dan hal-hal supernatural seperti itu.
Sebaliknya, manusia yg kurang tersentuh rasionalitas, dengan mudahnya akan termotivasi menyakini dan melakukan nya.
Apalagi dia kurang rasional (terbelakang) dan imannya kurang, ilmu Agama gak ada, ya dia akan semakin menjadi-jadi (bodohnya).
Untuk itu, aku sependapat dengan Imam Al-Ghazali yg mengatakan kalau, sebelum berhak mengkritik, kita harus berupaya untuk bisa memahami pendapat yg akan kita kritik itu seperti pemahaman para penganutnya.
(yg ada di buku beliau yg berjudul Maqashid al-Falasifah/Aims of Philosophers, yg mana idenya adalah meneruskan dari Ibnu Sina).
Sedangkan si host, Ryo, Agama nya sendiri pun kita gak tau apaan, dan dia gak paham akan Islam, tapi berbicara hal-hal ghaib dalam Islam.
Aku akan dengan senang hati menonton acara ini kalau bersifat zhanniy (probable) baik dari segi wurud (transmisi) ataupun dilalah/kandungannya, isinya bisa dipertanggungjawabkan dan bersifat qath’iy (pasti), setidaknya dari segi transmisinya yg bersumber dari Islam. Tapi sayangnya tidak. Acara ini full omong kosong.
Aku sendiri adalah orang yg percaya kalau Jin itu ada. Dan bukan hanya dalam Islam, dalam setiap Agama, mereka punya nama khas bagi “Jin” mereka sendiri. Lucifer dalam Kristen Trinitarian, Rakṣasa dan Ashura dalam Hindu, Mara dalam Buddha, atau apapun — you name it.
Tapi aku gak pernah percaya dengan yg namanya Hantu. Aku yakin sekali, kalau Hantu-hantu macam Pocong, Genderuwo, Kuntilmamak, eh, Kuntilanak atau bahkan Tuyul itu hanya semacam taktik licik Jin yg ingin menipu orang Islam agar mereka jauh dari Agama dan Tuhan, lewat proses dramatisasi. Mulai dari arwah orang mati, padahal dalam Islam roh gentayangan itu pun hanya mitos. Minta sesajen ini itu. Minta dikeramatkan. Sampai pada akhirnya orang Islam meminta bantuan mereka dan menyembah mereka, baru mereka akan puas.
Kalau hantu-hantu lokal itu benar ada, kenapa di Eropa atau Arab sana mereka gak ada? Nah.
Hantu-hantu yg biasa ada di Eropa sana pun gak ada di Indonesia.
Dan orang yg paling mudah kena tipu Jin adalah mereka yg cetek imannya, dangkal ilmu Agamanya, dan sedikit akal logikanya.
Misal, orang yg percaya kalau batu Ponari atau pisang yg jantungnya ada banyak itu bisa buat menyembuhkan penyakit.
Semoga yg sering menonton acara Karma bisa berhenti agar aqidahnya gak rusak, dan imannya yg secuil itu juga gak terkontaminasi.
Minta lah pertolongan (‘inayah) dan petunjuk (hidayah) hanya dari Tuhanmu, Sang Kebenaran (al-Haqq) dan Sang Pemberi Petunjuk (al-Hadi), karena kita harus sadar akan keterbatasan-keterbatasan kita sebagai manusia dan hanya Tuhan lah sumber dari segala sumber kebenaran.
A’uudzu bikalimaatillahit taammati min kullisyaithonin wa haam matin wa mingkulli ‘aiininlaammah.
Sebenarnya, KPI (komisi penyiaran Indonesia) pun udah berkali-kali melakukan teguran ke acara-acara macam diatas,
tapi hasilnya tetap aja reality show-reality show ini masih terus bermunculan, malah menjamur di layar kaca Indonesia.
Bahkan KPI sampai menjatuhkan sanksi administratif yg berupa surat tertulis untuk acara-acara itu, tapi sepertinya gak pernah digubris sama pihak pembuat acara.
Dan semoga penonton acara TV Indonesia bisa lebih cerdas untuk memilih mana acara yg memberikan nilai edukasi tinggi, dan menambah wawasan dan mana yg hanya menjadi tontonan yg kurang mendidik bahkan mematikan Aqidah.
Wallahu'alam
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sumber: Facebook.com
Post a Comment for "Membedah Acara Reality Show "KARMA" Yang Merusak Akidah"