Manfaat Membaca Surat Yusuf Dan Maryam Bagi Ibu Hamil
Surat yusuf dan surat maryam memang sangat populer di tanah air karena sering dibaca para ibu yang sedang hamil atau orang tua yang tengah menanti kelahiran anaknya.
Konon yang pertama kali menganjurkan pembacaan surat yusuf dan surat maryam di indonesia adalah Sunan Kudus, dengan maksud untuk menggantikan doa yang biasa dipanjatkan oleh calon ibu saat upacara "Tingkeban" (Tujuh Bulanan) pada saat itu agar anaknya tampan seperti arjuna jika laki-laki dan cantik seperti dewi ratih jika terlahir perempuan.
Upacara Tingkeban / Mitoni adalah upacara selametan yang diselenggarakan pada bulan ketujuh masa kehamilan dan hanya dilakukan apabila anak yang dikandung adalah anak pertama bagi si ibu, si ayah atau keduanya.
Upacara ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan baik bagi ibu yang mengandung maupun calon bayi yang akan dilahirkan. Pada umumnya masyarakat jawa dalam menyelenggarakan tingkeban dilakukan serangkaian upacara diantaranya: siraman, gant pakaian, brojolan dan selametan.
Upacara tingkeban bermula pada zaman kediri, ketika itu ada seorang wanita bernama Niken Satingkeb. Dalam cerita rakyat dikisahkan Niken Satingkeb mempunyai suami bernama Sadiyo yang hidup pada zaman kerajaan Widarbo Kundari pada saat itu atas perintah Prabu Jaya Purusa, Niken Satingkeb diperintahkan untuk menyelenggarakan upacara.
Seiring dengan berkembangnya sejarah, tradisi ini terus hidup hingga masa Raden Jafar Shodiq yang lebih dikenal dengan Sunan Kudus, menyebarkan islam didaerah Kudus, Jawa Tengah.
Pada waktu masih banyak penduduk yang beragamakan Hindu dan Budha. Oleh karena itu umat islam saat itu masih kental dengan adat-adat jawa yang kadang bertentangan dengan ajaran syariat islam.
Dan salah satu adat istiadat yang sudah ada pada saat itu adalah upacara selamatan bagi ibu yang sedang hamil. Upacara tersebut dinamakan dengan Tingkeban atau Mitoni.
Tingkeban yang ada pada masa itu masih tercampur budaya lama, calon ibu menyediakan sesajen untuk dikirim kepada para dewa agar jika anaknya lahir supaya tampan seperti arjuna dan cantik seperti dewi ratih bila anaknya perempuan.
Adat tersebut tidak ditentang secara keras oleh Sunan Kudus melainkan diarahkan dalam bentuk islami.
Acara selametan boleh terus diselenggarakan tapi niatnya bukan sekedar kirim sesajen kepada para dewa melainkan bersedekah kepada penduduk setempat dan boleh dibawah pulang.
Sedang permintaannya langsung ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Taala dengan berharap anaknya lahir laki-laki agar berwajah tampan seperti Nabi Yusuf dan cantik seperti Maryam (ibunda Nabi Isa) bila anaknya perempuan.
Oleh karenanya masyarakat saat itu calon ibu dan suaminya ditekankan untuk membaca surat Yusuf dan Maryam ketimbang melaksanakan adat istiadat yang berbau hindu dan budha yang jauh dari nilai-nilai islam.
Dari sinilah tradisi pembacaan surat yusuf dan surat maryam bagi orang hamil muncul dan masih eksis sampai saat ini.
Tidak ada anjuran khusus dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam untuk membaca surat yusuf dan maryam kepada wanita hamil. Al-Qur'an secara keseluruhan baik, berkah dan berpahala, membacanya akan mendatangkan pahala besar.
Ciptaan Allah Subhanahu Wa Taala adalah hak sepenuhnya Allah.
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana yang dikehendakinya. Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana" (QS. Al-Imran: 6)
Imam Al-Qurtubi menjelaskan: maksudnya Allah yang menciptakan jelek atau tampan, hitam atau putih, tinggi atau pendek, sempurna atau cacat dan lain sebagainya. Namun demikian tidak mengapa seorang wanita yang hamil menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an dan mendengarkannya.
Apalagi ada penelitian dibidang kedokteran yang menyatakan: "Suara-suara dari luar mempengaruhi janin". Apabila yang didengar adalah suara orang yang sedang membaca Al-Qur'an diharapkan keberkahan dan kebaikannya akan berpengaruh terhadap janin.
Wallahu 'Alam
Post a Comment for "Manfaat Membaca Surat Yusuf Dan Maryam Bagi Ibu Hamil"