Sholawat Dihari Jum'at Lebih Utama, Benarkah?
Hari jum'at merupakan Sayyidul Ayyam atau pemimpin hari, dan hari yang paling agung dan paling utama disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Pada hari itu terdapat lima kejadian besar, yaitu: Diciptakannya Adam Alaihi Salam dan diturunkannya ke bumi, dan merupakan hari diwafatkannya. Pada hari itu terdapat waktu mustajabah untuk berdoa yang pasti dikabulkan, dan pada hari jum'at pula kiamat akan terjadi.
Oleh karenanya setiap datang hari jum'at para Malaikat, langit, bumi, gunung, dan lautan merasa khawatir karena kiamat akan terjadi pada hari jum'at.
Allah telah menyediakan janji istimewa bagi hambanya yang memuliakan hari jum'at berupa pahala yang besar, ampunan dosa dan saat mustajab untuk terkabulnya doa. Karenanya Allah mengistimewakannya dengan beberapa syiar, ibadah serta hukum yang tidak didapatkan pada hari selainnya.
Pada hari jum'at yang mulia dan agung kita diperintahkan untuk memperbanyak Sholawat untuk manusia yang paling mulia dan agung, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
"Sesungguhnya diantara hari kalian yang paling afdhal adalah hari jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan. Dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh mahluk. Oleh karena itu perbanyaklah Sholawat dihari jum'at, karena Sholawat akan disampaikan kepadaku." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim)
Memperbanyak sholawat untuk Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam pada hari jum'at yang menjadi Sayyidul Ayyam (pemimpin hari) menunjukkan kemuliaan pribadi Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sebagai Sayyidul Anam (pemimpin manusia).
Sholawat termasuk ibadah yang paling afdhal dan utama, dilaksanakannya pada hari jum'at jauh lebih utama daripada dilaksanakan pada hari selainnya. Karena pada hari jum'at memiliki keistimewaan dibandingkan hari yang lain. Dan melaksanakan amal yang mulia pada waktu yang mulia adalah lebih utama dan lebih bagus.
Setiap kebaikan yang diperoleh seorang mukmin dalam urusan agamanya adalah berkat jasanya Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Beliau telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendakwahkan dan menyebarkan islam.
Berkat kerja keras beliau dalam dakwah, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dan tantangannya, Islam bisa sampai kepada kita. Sebagai bentuk syukur dan terima kasih kita kepada Beliau, Allah perintahkan bersholawat untuk Beliau Sallallahu Alaihi Wasallam.
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab : 56)
Lalu, kapan mulai membaca Sholawat?
Membaca Sholawat untuk Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam pada hari jum'at, bisa dimulai sejak malam harinya, inilah yang dianjurkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam sabdanya:
"Perbanyaklah Sholawat kepadaku pada hari jum'at dan malam jum'at. Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Baihaqi)
Perhatikanlah penuturan sahabat mulia Aus bin Aus Radhiallahu Anhu, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Di antara hari terbaik kalian adalah hari jum'at, maka perbanyaklah Sholawat atasku pada hari itu, karena Sholawatmu akan disampaikan padaku." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah bagaimana Sholawat kami atasmu akan disampaikan padamu, sedangkan kelak engkau telah lebur dengan tanah?" Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim)
Oleh karena itu tidak perlu ragu untuk bersholawat kepada Nabi, karena ucapan Sholawat kita pasti sampai pada Rasul Sallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengabarkan akan nasib Sholawat yang dipanjatkan kaum muslimin kepadanya.
"Tak seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku hingga aku menjawab salamnya." (HR. Abu Dawud)
Lalu seperti apa ucapan Sholawat kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam itu?
Diantara bacaan Sholawat yang paling baik adalah yang terdapat dalam hadits shahih, dari Ka'ab bin Ujrah Radhiallahu Anhu, dia menuturkan:
"Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam keluar menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulullah kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bersholawat atasmu?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
"Allaahumma shalli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin, kamaa shallayta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid. Allaahumma baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid."
"Ya Allah sampaikanlah Sholawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah sampaikan Sholawat atas Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah bacaan Sholawat paling lengkap dan sempurna.
Jika bacaan Sholawat ini dirasa terlalu panjang, boleh juga bersholawat dengan bacaan Sholawat yang lebih pendek. Misalnya membaca:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli wasallim 'alaa nabiyyina Muhammad
Allahumma shalli wasallim 'alaa nabiyyina Muhammad
Atau
صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
shallallahu ‘alaihi wasallam
shallallahu ‘alaihi wasallam
Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan: apabila salah seorang kalian bershalawat kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, hendaklah ia menggabungkan antara Sholawat dan salam. Tidak boleh ia hanya mengucapkan "Shallallahu alaihi" saja atau hanya mengucapkan "Alaihi assalam" saja.
Itu sebabnya banyak ulama menganjurkan seperti Ibnu Shollah Rahimamullah agar siapapun kita penulis hadits ataupun penuntut ilmu menulis Sholawat serta salam atas Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dengan lengkap dan ketika menyebutnya jangan bosan mengulang-ulangnya, karena demikian itu sangat besar manfaatnya.
Barangsiapa yang lalai maka ia tercegah mendapat pahala yang besar. Hendaklah ia tidak memotongnya, tidak menyingkat ketika menulisnya.
Wallahu 'alam.
Post a Comment for "Sholawat Dihari Jum'at Lebih Utama, Benarkah?"